Pembuat ponsel satelit asal Inggris siap saingi Apple dan Elon Musk
Pembuat smartphone asal Inggris berharap untuk bisa menyaingi jenama Apple dan pemilik Tesla, Elon Musk. Pasalnya, mereka membuat telepon Bullitt yang akan secara otomatis terhubung ke salah satu dari dua jaringan satelit global, bahkan ketika tidak ada Wi-Fi ataupun sinyal jaringan seluler.
Saat ini belum ada gambar resmi terkait telepon Bullitt yang akan diluncurkan pada Februari 2023. Awalnya ponsel hanya akan memungkinkan pengguna untuk mengirim dan menerima pesan teks.
Nah, nantinya penerima akan menerima pesan dalam bentuk SMS dan dapat membalas jika mengunduh aplikasi Bullitt dan gratis untuk digunakan pengguna. Akan tetapi, melansir BBC (6/9), bagi pemilik telepon Bullitt diharuskan membayar langganan bulanan untuk layanan tersebut.
Perusahaan yang berbasis The Reading belum memberikan informasi terkait berapa biaya layanan Bullitt. Namun, mereka mengatakan layanan tersedia dalam beberapa tingkatan, setara dengan tarif seluler yang ada dan dibayarkan di atas kontrak jaringan standar.
Jika dibandingkan dengan Apple yang kabarnya penggunaan darurat hanya tersedia di Amerika Utara, Bullitt mengklaim, teleponnya akan secara otomatis beralih ke satelit saat tak ada sinyal dan berlaku di seluruh dunia.
“Apa yang kami dapatkan adalah peluncuran smartphone pada bulan Februari yang akan mampu mengirim pesan dua arah, melalui satelit, dengan jangkauan global. “Saya berharap kami berhasil melompat ke depan,”kata salah satu pendiri Bullitt Richard Wharton.
Lebih lanjut, Wharton percaya bahwa waktu ponsel terhubung ke satelit tak akan lebih dari beberapa detik, berbeda dengan platform Elon Musk yang harus menunggu hingga 30 menit. Hal itu dapat dicapai Bullitt berkat kesepakatan dengan dua jaringan satelit global, yang tidak disebutkan namanya.
Selain itu, telepon Bullitt memiliki handset yang menggunakan chipset khusus dan dikembangkan selama 18 bulan terakhir dengan pabrikan Asia. Kapasitas baterai telepon pun dikembangkan agar awet.
“Kami ingin bekerja sama dengan (operator jaringan) karena ada tantangan dalam menyediakan cakupan seluler hingga 100% geografi suatu negara, jadi yang kami tawarkan adalah infill itu, di mana ada cakupan bintik hitam,” kata Wharton.
‘Not-spots’ sendiri adalah kondisi di mana cakupan seluler buruk atau tidak ada, dapat terjadi di seluruh dunia, khususnya di daerah pedesaan.
Meskipun secara tradisional telepon satelit mahal dengan fungsi yang terbatas dan penerimaan satelit juga dapat terganggu oleh kondisi cuaca, satelit tetap menjadi perbatasan berikutnya dan terakhir dalam konektivitas, menurut Paolo Pescatore, analis teknologi di PP Foresight.
“Sangat menggembirakan melihat penyedia mulai serius menggunakan satelit untuk jarak jauh. Pada akhirnya konektivitas yang andal dan kuat masih sangat dicari di antara semua pengguna,” kata Paolo.