Ilmuwan temukan penyebab kematian Beethoven lewat DNA rambut, 200 tahun setelah kematiannya

Hampir 200 tahun setelah kematian Ludwig van Beethoven di Wina, sekelompok ilmuwan global akhirnya menemukan kemungkinan penyebab kematian komposer musik sonata dan simfoni tersebut.

Penemuan tersebut berasal dari studi atas DNA Beethoven dalam lima sampel rambut, yang kemudian diteliti bersama bukti pendukung lainnya.

“Tujuan kami adalah memberi secercah cahaya atas masalah kesehatan Beethoven, di mana terkenal atas kehilangan kemampuan pendengarannya di akhir usia 20-an dan membuatnya Tuli secara fungsional pada 1818,” tutur Johannes Krause, professor Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, dalam keterangan resminya. 

Selain kehilangan pendengaran, ada sejumlah penyakit lainnya yang dialami Beethoven, seperti masalah pencernaan. Para ilmuwan pun berhasil menguak bahwa hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh masalah kebersihan.

Di sisi lain, salah satu misteri terbesar masalah kesehatan Beethoven ialah penyakit hati yang membuatnya meninggal pada 1827.

Sebelumnya, sejumlah anggapan tentang penyakit liver yang diidap Beethoven semata-mata disebabkan oleh banyaknya alkohol yang dikonsumsi komposer tersebut. 

Namun ternyata, dari temuan para peneliti, terungkap bahwa sebelum kematiannya Beethoven telah mengidap hepatitis B yang bisa jadi merupakan penyebab utama kematiannya.

Baca juga: Mengenal sosok Avip Priatna, konduktor di balik beragam kelompok musik klasik Indonesia

Studi kesehatan Beethoven dilakukan atas permintaan sang komposer

Beethoven yang meninggal ketika berusia 56 tahun, memohon dokter bernama Johann Adam Schmidt yang menangani masalah kesehatannya untuk mempelajari dan menyebar luas studi penyakitnya, “Sejauh mungkin, setidaknya dunia akan berdamai dengan saya setelah kematian saya.”

Dikutip dari CNN Style (23/3), surat yang dilayangkan Beethoven kepada Schmidt tersebut selanjutnya dikenal sebagai “Heiligenstadt Testament”.

Namun sayangnya, sang dokter meninggal 18 tahun lebih dahulu dari Beethoven. Testament itu pun ditemukan di meja kerja Beethoven, tak lama setelah kematiannya. 

Alhasil, hingga hari ini, “Heiligenstadt Testament” membuat para ilmuwan di dunia berupaya keras mempelajari masalah kesehatan komposer tersebut.

Kelompok ilmuwan yang teliti DNA Beethoven dari potongan rambutnya

Studi terbaru yang dilakukan sekelompok ilmuwan dari berbagai institusi ini, ternyata telah disusun sejak sekitar delapan tahun yang lalu, ketika mereka mulai menganalisis genetika dari rambut Beethoven.

Salah satu sampel yang digunakan adalah potongan rambut Beethoven, tujuh tahun sebelum kematiannya. 

Dari lima sampel rambut, para ilmuwan menemukan dua di antaranya bukan berasal dari Beethoven. 

Salah satunya adalah rambut yang membuat Beethoven diduga sakit akibat keracunan timbal, yang ternyata diduga sebagai rambut perempuan. 

“Kami gagal menemukan penyebab jelas dari masalah pendengaran dan pencernaannya,” jelas Johannes Krause, “Namun kami menemukan sejumlah penyebab dari penyakit hatinya.”

“Kami juga menemukan sejumlah bukti bahwa virus hepatitis B telah diidap sang komposer, yang mungkin berpengaruh pada kematiannya,” pungkas Krause. 

Lebih lanjut, Tristan Begg dari University of Cambridge yang menjadi penulis utama penelitian ini, mengatakan, “Kami harap publikasi temuan genom Beethoven ini, dan kuncian lainnya yang bisa ditemukan di masa depan, pertanyaan tentang masalah kesehatan dan keturunan Beethoven dapat terjawab.”