Gelar solo show “Overpolluted”, Muklay: Konten dunia maya sudah seperti polusi

Ketika Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang sangat berpolusi udaranya, seniman sekaligus kreator konten tanah air Muklay mengangkat tema polusi di solo show-nya.

Namun, alih-alih membahas polusi udara, solo show bertajuk “Overpolluted” itu mengangkat tentang banyaknya konten dan informasi di dunia maya yang sudah seperti polusi di kepala manusia.

Pasalnya, dalam kehidupan sehari-hari saat ini, masyarakat hidup berdampingan dengan dunia digital yang biasanya disebut dunia siber atau dunia maya.

Tak bisa dimungkiri, sekarang pun berbagai jenis interaksi antar manusia dapat terjadi di dunia maya, seolah hal tersebut tidak dapat dipisahkan dengan dunia nyata.

Hal tersebut semakin menjadi bagian hidup manusia setelah pandemi COVID-19, di mana pertemuan antar muka dibatasi dan semua aktivitas serta interaksi dilakukan secara digital.

Kebebasan yang dimiliki masyarakat pun tak hanya sebatas sebagai konsumen informasi, tetapi setiap netizen di dunia maya juga memiliki kekuatan untuk menjadi produsen alias content creator. 

Kemajuan teknologi di dunia maya pun menghadirkan berbagai platform baru, sebut saja sederet media sosial yang umum digunakan seperti Instagram, TikTok, hingga X (dulu disebut Twitter).

Dunia maya: Sumber inspirasi tapi bisa bikin “polusi”

Sebagai seorang seniman sekaligus kreator konten, keseharian laki-laki dengan nama asli Muchlis Fachri ini sangat erat kaitannya dengan dunia maya, terutama media sosial.

Dirinya memainkan peran ganda, yaitu sebagai produsen dan konsumen konten di dunia maya, yang mengharuskannya untuk mengakses informasi dan konten setiap hari. 

Bagi Muklay, konten-konten di media sosial bukan sekadar sarana hiburan masyarakat.

“Tetapi juga sumber inspirasi untuk berkarya dan informasi tentang apa yang terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan bisa jadi sebagai sumber pendapatan,” ujar Muklay dalam rilis yang diterima TFR.

Akan tetapi, saking banyaknya kumpulan gambar, video, teks, musik, dan informasi terkini dari dunia maya seakan menyatu dalam dalam pikiran dan tumpang tindih seperti polusi. 

Semua hal tersebut tampak membuat manusia kelelahan, tetapi hal ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.

Solo show digelar di Manila, Filipina

“Overpolluted” yang akan diselenggarakan pada 17 September 2023 di Secret Fresh Gallery, Manila menjadi pameran keduanya di kota tersebut.

Sebelumnya, seniman yang dua kali pameran di Tokyo, Jepang ini pernah menggelar solo exhibition “CORONIAL” di Super Duper Art Gallery pada 2022 silam.

Lantas, sebagai pembeda dalam pameran dan show lainnya, warna-warna pop yang selalu digunakan Muklay tampak lebih kontras dalam seri karya terbarunya. 

Sosok-sosok manusia yang tidak biasa, seperti yang berwarna biru pucat dan kuning, digambarkan dengan ekspresi yang tidak nyaman, disertai dengan cairan hijau neon yang menyerupai zat beracun.

Objek-objek yang tumpang tindih, bertabrakan, dan penuh sesak merepresentasikan isi pikiran Muklay yang penuh sesak dengan konten internet dan derasnya arus informasi yang diterimanya setiap hari.