Penyanyi Sia ungkap dirinya mengidap gangguan spektrum autisme

Penyanyi asal Australia, Sia, baru-baru ini membagikan berita kepada penggemarnya bahwa dirinya mengidap gangguan spektrum autisme.

Melalui episode di acara podcast “Rob Has a Podcast”, penyanyi dan penulis lagu tersebut mengatakan, “Saya dalam spektrum (autisme), dan saya dalam masa pemulihan.”

Ini adalah kali pertama Sia menyebutkan gangguan spektrum autisme yang dialaminya. Ia pun mengatakan bahwa selama 45 tahun, dirinya seperti harus “mengenakan pakaian manusianya”, yang artinya ia tak merasa seperti dirinya sendiri.

Melansir People (31/5), Sia menambahkan, “Hanya dalam dua tahun terakhir, saya sepenuhnya menjadi diri saya sendiri.”

Baca Juga: Celine Dion batalkan tur yang tersisa akibat penyakit langka

Mulai coba terbuka tentang kondisinya

Di podcast tersebut, Sia membeberkan tentang perasaannya selama beberapa tahun terakhir. “Tidak ada yang bisa mengenal dan mencintaimu ketika kamu dipenuhi dengan rahasia dan hidup dalam rasa malu,” ungkapnya.

Menurut National Institutes of Health, gangguan spektrum autisme merupakan gangguan neurologis dan perkembangan yang memengaruhi cara orang berinteraksi, berkomunikasi, belajar, dan berperilaku.

Meski bisa didiagnosis pada usia berapapun, namun gejala umumnya muncul dalam dua tahun pertama kehidupan seseorang.

Sia pun melanjutkan curahan hatinya di podcast “Rob Has a Podcast” terkait kondisinya hidup dengan autisme. Ia menambahkan, “Ketika kita akhirnya duduk di ruangan yang penuh orang asing dan memberi tahu mereka rahasia terdalam, tergelap, paling melakukan, dan semua orang tertawa bersama kita, di situlah kita merasa terlihat untuk pertama kalinya.”

“Kemudian kita bisa mulai keluar ke dunia dan bertindak sebagai manusia dengan hati, tidak berpura-pura menjadi apapun,” tegasnya.

Sempat dikritik karena penggambaran autisme di filmnya

Sebelumnya, Sia sempat dikritik oleh beberapa anggota komunitas autisme yang berbicara ke The New York Times karena peran Maddie Ziegler dan penggambaran spektrum autisme di filmnya, “Music” (2021).

“Music” menceritakan tentang seorang pengedar narkoba (diperankan Kate Hudson) yang kembali berhubungan dengan adik tirinya (diperankan Maddie Ziegler) yang mengidap autis nonverbal.

Melansir Variety (31/5), Chloé Hayden menyebut peran Sia dalam filmnya “Merusak kemampuan orang autis dan membuat kita terlihat seperti bayi.”

Chloé Hayden sendiri merupakan aktris yang memenangkan The Australian Academy of Cinema and Television Arts (AACTA), di mana ia membuat sejarah sebagai aktris autis mainstream pertama di Australia.

Tak hanya itu, beberapa kritikus film juga menyorot film itu dan menyebut bagaimana “Music” mampu membuat ngeri dan terkesan ‘menggurui’.

Sia mengungkapkan bagaimana kritik ini berdampak pada dirinya hingga ia harus melakukan rehabilitasi. Ia pun membuat cuitan permintaan maaf yang mungkin ditujukan kepada anggota komunitas autisme yang mempermasalahkan filmnya.