YouTube buat aturan baru terkait konten eating disorder

YouTube mengumumkan pada Selasa (18/4) bahwa pihaknya akan menghapus video yang berkaitan dengan gangguan makan (eating disorder), termasuk konten yang menampilkan atau mendiskusikan hal tersebut.

Video yang mempromosikan atau mengglorifikasi gangguan makan telah dihapus dari platform tersebut, namun kebijakan terbaru memperluas aturannya untuk memasukkan konten yang menunjukkan atau menjelaskan mengenai hal itu lantaran dikhawatirkan dapat ditiru oleh penonton.

Melansir The Verge, di bawah kebijakan baru tersebut, video yang menggambarkan “perundungan karena berat badan dalam konteks gangguan makan” juga akan dihapus.

YouTube akan mulai membatasi penonton remaja untuk mendapatkan akses ke konten yang berkaitan dengan eating disorder, termasuk video yang membahas penyembuhannya.

Pasalnya, video yang mendiskusi penyembuhan di mana kreator mendiskusikan pengalamannya ketika mengalami gangguan ini bisa menyebabkan pengguna YouTube yang masih remaja untuk menirunya.

Kemudian YouTube juga akan menampilkan panel referensi gangguan makan di bawah video-video tentang topik ini di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jepang, Korea, Meksiko, Prancis, dan Jerman.

Sementara itu, panel tersebut akan muncul di berbagai wilayah lainnya di masa mendatang.

Sebelumnya, sejumlah platform lainnya, di mana konten gangguan makan dan penurunan berat dilarang, telah mengambil tindakan berbeda untuk mengatasi masalah tersebut.

Misalnya pada 2021 lalu, Pinterest melarang iklan mengenai penurunan berat badan di platformnya sebagaimana arahan dari Asosiasi Gangguan Makan Nasional (NEDA).

Lalu di tahun 2022, TikTok melarang konten yang membahas tentang gejala gangguan makan, seperti olahraga berlebihan dan puasa jangka pendek.

Baca juga: Mulai Juli 2023, konten YouTube bisa dijadikan jaminan utang bank

Aturan baru untuk melindungi penontonnya

Adapun dikutip dari CNN Business, perubahan kebijakan pada Community Guidelines di YouTube ini bekerja sama dengan NEDA dan sejumlah organisasi non-profit lainnya guna memastikan “YouTube menciptakan ruang bagi kesembuhan komunitas, sembari tetap melindungi penonton”.

Menurut Global Head of Healthcare YouTube Garth Graham, menampilkan informasi mengenai gangguan tersebut dapat menimbulkan trigger bagi sebagian orang.

“Mengizinkan orang untuk mendengar cerita mengenai penyembuhan dan mendengar informasi edukatif dengan menyadari bahwa penampilan informasi tersebut pun dapat menjadi pemicu,” ujarnya kepada CNN dalam sebuah wawancara.

Perubahan kebijakan ini pun dilakukan di tengah peningkatan pengawasan yang dilakukan oleh berbagai platform media sosial terkait pengaruhnya terhadap kesehatan mental pengguna, khususnya kalangan muda.

Di tahun 2021, Instagram dan YouTube sempat mendapatkan teguran karena mempromosikan akun yang menampilkan penurunan berat badan dan diet kepada pengguna muda.

TikTok juga pernah menghadapi kritik dari kelompok keamanan daring yang mengklaim aplikasi tersebut mengizinkan konten mengenai gangguan makan kepada remaja.