Selain hadirkan koleksi ibu-anak, COTTONINK kenalkan program daur ulang di JFW 2023
COTTONINK kembali berpartisipasi dan hadir di Jakarta Fashion Week (JFW) 2023 bersama Fashionlink serta mempersembahkan acara bertajuk “Playground of Dreams” pada Rabu (26/10).
Kali ini, jenama lokal yang usianya sudah memasuki 14 tahun itu menghadirkan koleksi bertema “Mom and Me” yang menggabungkan koleksi reguler COTTONINK dan COTTONINK MINI.
“Koleksi kita selalu dipikirkan untuk Indonesian women yang bisa dipakai sehari-hari. Jadi nggak casual banget, tapi nggak heboh banget,” kata co-founder dan direktur pemasaran COTTONINK Ria Sarwono.
Menariknya, koleksi “Mom and Me” yang ditampilkan pada pagelaran itu terdiri dari 12 gaya dan dapat dikenakan ibu serta anaknya, baik perempuan maupun laki-laki, agar memiliki penampilan yang selaras.
“Diharapkan dari koleksi “Mom and Me” memberikan ide-ide segar untuk ibu dan anak yang pengen kembaran sama anaknya tapi nggak tacky banget gitu,” kata Ria dalam jumpa pers pada Rabu (26/10).
Selain berfokus pada pola yang menarik, siluet yang bervariasi, dan cocok untuk semua tipe tubuh, COTTONINK juga menyoroti kenyamanan sebagai keunggulan koleksi mereka.
“Keunggulannya sebenarnya rasa nyaman itu sendiri. Jadi, secara kain kita selalu menggunakan katun. Lately kita lagi bereksperimen dengan knitwear dan bahan yang sustainable kayak tencel,” kata Ria.
Pemilihan bahan dan warna dalam koleksi ‘Mom and Me’ juga disesuaikan dengan kesukaan dan kebutuhan anak-anak. Pasalnya, koleksi ini menawarkan baju yang mudah dipakai dengan bukaan, seperti kancing dan ritsleting, sebagai stimulasi agar anak dapat belajar mengenakan pakaiannya sendiri.
Selain menampilkan koleksi terbarunya, COTTONINK juga kembali memperkenalkan program daur ulangnya sebagai bagian dari keberlanjutan. Program tersebut adalah ‘Recycle Your Cottonink’, mengingat, khususnya pakaian anak-anak memiliki umur pemakaian yang lebih pendek.
“Kita ada program recycle namanya ‘Recycle Your Cottonink’. Nggak hanya untuk baju anaknya, tetapi juga untuk baju orang tuanya. Jadi, kalau misalnya emang udah nggak dipake bisa balikin lagi ke COTTONINK dan kita bisa nyalurin baju itu ke daerah-daerah yang membutuhkan,” jelas Ria.
Pasalnya, program itu bukan hanya mendukung keberlanjutan, tetapi juga sekaligus dalam rangka membantu mereka yang lebih membutuhkan agar pakaiannya pun lebih berguna.
“Kayak beberapa tahun lalu, kita menyumbangkan baju COTTONINK dari customer yang masih bagus banget dan layak pakai, which is nggak kita jual jadi thrift. Kita sumbangkan ke Nusa Tenggara Timur waktu itu. Dalam setahun kita kumpulin, kalau gak salah total beratnya sekitar 200 kg,” pungkasnya.