Coachella akan ambil jalur hukum terhadap pembuat film tidak resmi Frank Ocean

Induk perusahaan Coachella, AEG, sebut akan tempuh jalur hukum terhadap pembuat film tidak resmi tentang penampilan Frank Ocean di festivalnya tahun ini.

Melansir Variety (29/4), film buatan Brian Kinnes tersebut menggabutkan sekitar 150 video yang diunggah para penonton penampilan Frank Ocean di Coachella 2023 pada 16 April lalu.

Padahal, Kinnes sendiri tidak menyaksikannya secara langsung bahkan tak menghadiri Coachella.

Pasalnya, film berdurasi satu jam 20 menit tersebut diedarkan Kinnes melalui YouTube, TikTok, dan Twitter pada Selasa (25/4) lalu.

Selang beberapa jam setelah film diluncurkan, AEG melayangkan somasi dan meminta Kinnes, “menghapus dan menghancurkan seluruh konten audio dan video.. berisi penampilan festival.”

Setelah mendapat somasi, kepada Variety, Kinnes mengaku telah berkonsultasi dengan pengacara dan dirinya cukup percaya diri AEG tidak memiliki, “komplain yang sah.” 

“Rasanya seperti penjangkauan kekuasaan besar-besaran oleh sebuah perusahaan yang berjuang dengan citra mereka,” tutur Kinnes.

Baca juga: Diganti Blink-182, Frank Ocean dihapus dari headliner akhir pekan kedua Coachella 2023

Film Frank Ocean adalah sekadar passion project Kinnes

Brian Kinnes yang baru berusia 26 tahun merupakan seorang penyunting film di Simone Films. 

Ia memutuskan membuat film tentang penampilan Frank Ocean beberapa saat setelah live stream YouTube penampilan resmi Ocean tiba-tiba dibatalkan, yang membuat penggemar kecewa.

Pria yang mengaku sebagai penggemar Ocean itu pun langsung mengunduh 450 video dari 300 penonton berbeda yang beredar di internet.

Kemudian, dirinya menyulapnya menjadi sebuah film dalam 80 jam, di tengah waktu senggangnya.

Namun, tak lama setelah film beredar, passion project Kinnes tersebut langsung dihapus dari YouTube, akibat komplain pihak ketiga yang memegang konten, bernama Rico Management.

Pelanggaran hukum hak cipta dan kekayaan intelektual berlapis

Dalam somasi yang dilayangkan, AEG menyebut, “Anda (Kinnes) tidak boleh menggunakan logo kami, karya kami, gambar kami, atau produk kekayaan intelektual lainnya untuk keuntungan komersial Anda.”

Merespons penggalan itu, Kinnes mengujar kepada Variety, “Saya tidak takut dengan jalur hukum karena saya tidak berencana mengambil keuntungan sekecil apapun dari film itu.”

Akan tetapi, bukan berarti tidak ada peluang untuk AEG menuntut Kinnes. 

Pasalnya, menurut pengacara induk Coachella itu, membagikan atau mempromosikan tautan video saja sudah berpotensi membuat Kinnes terlibat masalah hukum karena pelanggaran kekayaan intelektual.

Di luar itu, AEG pun menerapkan aturan ketat soal peredaran konten festivalnya, “Tidak seorang pun boleh mentransmisikan, menyiarkan, atau mengomunikasikan audio langsung atau gambar audiovisual apapun dari tempat acara, tanpa izin tertulis dari produser acara,”

Di lain sisi, melansir Variety, hukum hak cipta dan kekayaan intelektual dalam kasus ini terbilang rumit.

Selain masalah kekayaan intelektual Coachella, ada pula permasalahan hak lagu dan lirik Ocean, elemen video dan foto, hingga hak orang-orang yang mengambil dan mengunggah rekamannya ke media sosial.

Kinnes sebut film akan ada di dunia maya selamanya

“Saya akan tetap mengunggah (film) di wadah yang tidak bisa ditemukan tim hukum (Ocean),” imbuhnya.

Akan tetapi, setelah AEG menegur dan meminta Kinnes menghapus seluruh unggahan yang berkaitan dengan Coachella dari situs dan akun media sosialnya, sang pembuat film menuruti permintaan itu.

Meski begitu, Kinnes tetap percaya bahwa, “Video akan tersedia di dunia maya selamanya. Ratusan orang bisa terus mengunggah secara berulang sebelum semuanya benar-benar dihapus.”