“Somewhere, Elsewhere, Nowhere” di Museum MACAN pamerkan karya pasangan perupa Filipina

Museum MACAN akan membuka pameran terbaru pada 24 Juni esok dan kali ini bertajuk “Somewhere, Elsewhere, Nowhere” dari pasangan perupa Filipina, Isabel dan Alfredo Aquilizan.

Menariknya, Indonesia menjadi tempat pameran survei besar pertama di Asia Tenggara dari pasangan suami istri yang berkarya lewat berbagai macam medium ini.

Berbeda dengan sederet pameran yang pernah dilakukan pasangan ini, apa yang ditampilkan di Museum MACAN adalah karya-karya mereka selama lebih dari 20 tahun berkolaborasi.

Akan ada sekitar 50 karya dari instalasi berskala besar, seni gambar, hingga patung yang ditampilkan dan menggelitik rasa penasaran pengunjung saat membaca material dan inspirasinya. 

Baca juga: Pameran seni “Figures by Figure” segera dibuka di A3000 Kemang

Material karyanya sederhana tapi penuh makna

Betapa tidak, karya Isabel dan Alfredo menggunakan ragam benda atau material yang sederhana dan mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari, seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut.

Pasalnya, benda-benda tersebut sarat akan aktivitas masyarakat dan juga digunakan ketika bepergian ataupun dibawa ketika melakukan sebuah perpindahan.

Bagi pasangan yang juga mengajar seni ini, material-material tersebut ialah medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi.

Tidak hanya itu, karya-karya yang juga lekat dengan rumah, keluarga, serta kehidupan itu akan membuat pengunjung seakan digelitik dengan pertanyaan yang bisa jadi tak pernah terpikir.

Salah satunya saat melihat instalasi besar berbentuk parabola yang terbuat dari kotak bertajuk “In-Habit: Project Another Country”. Ternyata, itu bukanlah kardus biasa, melainkan dibuat dari bayan box.

Bayan box adalah kotak yang kerap digunakan orang Filipina untuk mengirim barang dan berpindah. Namun, bagi Isabel yang menganggap hidup tak terpisah dari seni makna kotak itu jauh lebih dalam.

Ketika mengirim dan menerima bayan box, itu adalah tanda bahwa seseorang tak bisa menemui orang terkasih tapi memikirkan dan merindukan mereka.

Lantas, saat berpindah menggunakan bayan box, kamu seakan memasukan memori dan kehidupanmu dalam kotak, di mana memilah barang untuk dibawa ke hidup selanjutnya tak pernah mudah.

Libatkan artisan lokal di Yogyakarta

Di samping materialnya, banyak karya dalam pameran “Somewhere, Elsewhere, Nowhere” yang dibuat dengan tangan—baik melalui proses lokakarya atau dikerjakan dengan bantuan tangan para artisan.

Salah satunya adalah karya “Belok Kiri Jalan Terus” (2017-2018) yang terbuat dari susunan arit atau pisau bergagang yang kerap digunakan memotong padi hingga rumput.

Rupanya, pisau tersebut dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta, Indonesia. Bahkan, bukan hanya itu yang membuat pasangan perupa ini tertarik dengan Yogyakarta hingga lahirkan karya terbaru, “Caged”.

“Caged” (2023) adalah karya yang diilhami dari pengalaman pasangan ini saat menjadi perupa mukiman (artist-in-residence) di Yogyakarta lima tahun yang lalu. 

“Menghadirkan rasa terkungkung dan kerinduan, ‘Caged’ juga berbicara tentang kehadiran dan ketiadaan, di mana pahatannya berbentuk seperti sayap yang sedang terbang,” ujar pasangan ini.

Tidak hanya itu, rekaman kicauan burung yang memenuhi galeri dengan melodi yang harmonis, menciptakan ruang refleksi bagi pengunjung dalam berinteraksi dan berkontemplasi.

Sekilas tentang Isabel dan Alfredo Aquilizan

Isabel dan Alfredo Aquilizan adalah suami istri dan juga rekanan artistik, yang telah memamerkan karyanya secara luas di sejumlah pameran besar dan bienial di seluruh dunia. 

Mereka dikenal lewat perspektif unik yang kerap kali berkisar pada lingkungan rumah dan keluarga.

Sejak akhir 1990-an, Isabel dan Alfredo Aquilizan telah terlibat dalam berbagai pameran dan bienial di Australia dan dunia internasional. 

Proyek kolaboratif penting mereka dimulai dengan “Project Be-longing” (1997), yang kemudian dipamerkan di Sixth Havana Biennial, Havana, Kuba (1997). 

Pasangan perupa asal Filipina pindah ke Australia pada 2006 bersama dengan kelima anak mereka dan menetap di sana hingga kini. Bahkan, mereka tengah melakukan pameran kolaboratif bersama di sana.